Euro 7: Standar Emisi Baru yang Diusulkan Mulai Berlaku 2025

Mar 1, 2025

Standar emisi Euro 7 merupakan regulasi penerus dari standar Euro 6, yang dirancang untuk lebih ketat dalam mengontrol polusi yang dihasilkan oleh mesin guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Definisi Euro 7 dan Perbandingan dengan Euro 6

Standar emisi Euro 7 adalah regulasi terbaru yang dikeluarkan oleh Uni Eropa untuk membatasi jumlah polutan kendaraan bermotor. Euro 7 akan menggantikan Euro 6, yang telah berlaku sejak 2014. Perbedaan utama antara Euro 7 dan Euro 6 terletak pada batas emisi yang lebih ketat serta cakupan regulasi yang lebih luas. Euro 6 fokus pada pembatasan emisi nitrogen oksida (NOx) dan partikulat (PM), sementara Euro 7 akan memperluas cakupannya dengan memasukkan polutan lain seperti amonia (NH₃) dan partikulat non-eksos (non-exhaust particulate matter), yang dihasilkan dari gesekan ban dan rem. Selain itu, Euro 7 akan menerapkan batasan emisi yang lebih ketat untuk semua jenis kendaraan, termasuk mobil bensin, diesel, hybrid, dan bahkan kendaraan listrik.

Peraturan dan Batasan Emisi di Euro 7

Euro 7 tidak hanya memperketat batasan emisi, tetapi juga memperkenalkan metode pengujian yang lebih realistis. Berbeda dengan Euro 6 yang mengandalkan pengujian laboratorium, Euro 7 akan menggunakan pengujian emisi dalam kondisi berkendara sehari-hari (Real Driving Emissions, RDE). Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kendaraan memenuhi standar emisi tidak hanya di laboratorium, tetapi juga di jalanan. Beberapa batasan emisi yang diusulkan dalam Euro 7 antara lain:

  • NOx (Nitrogen Oksida): Batas maksimum yang diizinkan akan dikurangi secara signifikan, terutama untuk kendaraan diesel.
  • CO (Karbon Monoksida): Batas emisi CO akan diperketat untuk semua jenis kendaraan.
  • Partikulat: Euro 7 akan membatasi partikulat halus (PM2.5) yang dihasilkan dari rem dan ban.
  • Ammonia (NH₃): Untuk pertama kalinya, emisi amonia akan diatur, terutama untuk kendaraan berbahan bakar bensin.

Selain itu, Euro 7 juga akan memperkenalkan persyaratan baru terkait daya tahan komponen pengendali emisi, seperti katalisator dan filter partikulat, yang harus tetap efektif hingga jarak tempuh tertentu.

kendaraan di jalan pada sore hari

https://www.pexels.com/photo/vehicle-in-road-at-golden-hour-210182/

Tantangan dalam Implementasi Euro 7

Meskipun Euro 7 dianggap sebagai langkah maju dalam mengurangi emisi kendaraan, regulasi ini tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah biaya implementasi yang tinggi. Produsen kendaraan harus mengeluarkan investasi besar untuk mengembangkan teknologi baru dan memodifikasi proses produksi. Biaya ini kemungkinan akan dibebankan kepada konsumen dalam bentuk harga kendaraan yang lebih mahal. Tantangan lain adalah waktu implementasi yang terlalu singkat, kesiapan industri otomotif dalam tahap transisi standar baru. Tantangan juga dihadapi negara-negara yang belum menerapkan Euro 6. Negara-negara tersebut bisa mengalami kesulitan dalam langsung beradaptasi dengan Euro 7, terutama dari segi infrastruktur dan kebijakan.

Standar emisi Euro 7 menandai babak baru dalam upaya global untuk mengurangi polusi udara dan melindungi lingkungan. Dengan batasan emisi yang lebih ketat dan metode pengujian yang lebih realistis, regulasi ini diharapkan dapat membawa perubahan positif. Namun, tantangan dan kritik yang muncul juga tidak bisa diabaikan. Industri otomotif harus beradaptasi dengan cepat, sementara pemerintah terkait perlu memastikan bahwa transisi ini dilakukan secara adil dan berkelanjutan. Pada akhirnya, keberhasilan Euro 7 tidak hanya bergantung pada kepatuhan produsen kendaraan, tetapi juga pada dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, konsumen, dan masyarakat luas. Dengan kolaborasi yang baik, standar emisi ini dapat menjadi langkah penting menuju masa depan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

 Baca Artikel lainnya: EURO: Standar Emisi Eropa yang Mengatur Batas Emisi Gas Buang